Haloo bookworms~ Masih setia mengoleksi buku? Sudah
berapa lemari buku-buku kalian yang ada di rumah? Apakah buku-bukunya masih
awet dan terbaca?
Dulu aku termasuk orang yang beranggapan bahwa buku adalah
kumpulan lembaran yang bisa aku balik sendiri setiap lembarnya, diberi pembatas
buku dimanapun kurasa saatnya untuk berhenti membaca dan juga yang selalu aku
tuliskan nama beserta tanggal pembelian buku pada sudut kanan atas ketika
pertama kali kubuka plastiknya.
Perkembangan zaman memaksa kita para pecinta buku
konvensional untuk membuka diri dengan buku digital atau yang sering dikenal
dengan electronic book alias e-book. Pertama kali berurusan dengan e-book
saat masih kuliah. Setiap mata kuliah setidaknya memiliki 3-5 buku referensi
yang digunakan sebagai pembelajaran dan sebagian besar dosen pun lebih menyarankan
penggunaan e-book, selain karena lebih mudah untuk dibawa saat kuliah karena
berarti hanya perlu membawa laptop / smartphone, harganya juga lebih murah bahkan
gratis karena bisa didapat dari kampus maupun dosen langsung. Tidak bisa kita
pungkiri harga buku apalagi buku kuliah cukup mahal.
Meskipun sudah diberikan opsi yang lebih ringkas berupa
e-book, tapi pecinta buku konvensional masih banyak yang belum bisa move on
termasuk diriku. Sensasi membaca buku itu menjadi hilang. Apalagi kita
diharuskan mempunya device nya terlebih dahulu. Bisa saja sebenarnya
menggunakan smartphone kita yang biasa tapi kalau aku pribadi merasa
kurang puas dengan membaca buku melalui HP, akan lebih puas jika menggunakan
Tab ataupun laptop dan tidak semua orang punya keduanya. Belum lagi radiasi
yang kita dapatkan ketika kita menatap layer smartphone terlalu lama,
bisa membuat mata lelah.
Photo by freestocks.org on Unsplash |
Tapi, dengan menggunakan e-book kita bisa membawa beberapa
buah buku sekaligus dalam 1 genggaman tanpa merasa berat. Sebagai orang yang
yang pembaca segala dan mudah berpindah hati, aku bisa membaca buku hingga 4
buah buku dalam 1 periode membaca. Tentu akan sulit untuk membawa 4 buku
sekaligus kemana-mana, apalagi aku tipe yang selalu membawa buku untuk
menghilangkan bosan dijalan atau sekedar supaya enggak mati gaya kalau lagi di
bus/kereta atau sekedar cuma menunggu teman di coffee shop. Kemunculan
e-book memang mempermudah dan harus ada di era yang serba digital sekarang ini.
Tapi, ada satu kekhawatiran mengenai munculnya e-book ini,
yaitu buku-buku bajakan bermunculan dengan mudahnya. Dapat didownload di
internet dan ada banyak pula orang-orang terlalu baik yang mau menyuplai
buku-buku e-book tersebut. Aku tentu sangat menentang ini, karena itu sama saja
seperti tidak menghargai penulisnya sama sekali. Tidak bisa dipungkiri memang
harga buku itu bisa terbilang mahal sehingga ada banyak orang yang akan lebih
menyukai mendownload e-book secara gratis, padahal royalty penulis juga belum
tentu sebesar yang kita bayangkan (atau tidak pernah kalian bayangkan).
Sebenarnya, sekarang sudah banyak juga toko buku resmi yang
mulai menjual buku-buku mereka dalam bentuk digital, misalnya gramedia dan
mizan mereka sudah menyediakan beberapa buku digital mereka. Selain itu ada
beberapa aplikasi juga yang menyediakan buku gratis yang bisa kita pinjam dalam
kurun waktu tertentu dan bukunya asli bukan bajakan. Apa sajakah itu?
iPUSNAS (https://ipusnas.id/) merupakan aplikasi milik perpustakaan nasional yang bakal
membuat penikmat buku dengan modal pas-pasan senang. Karena semua buku yang ada
di iPUSNAS ini gratis. Kita bisa memilih buku apapun yang kita inginkan dan
meminjamnya untuk kurun waktu sekitar 4 hari. Tiap buku punya jumlah copy yang
berbeda-beda. Ada buku yang mempunyai 5 copy tapi ada juga yang bahkan
hanya memiliki 1 copy. Jadi kalo kalian ingin baca suatu buku dan tidak
ada, ada sistem antrian juga dan kita bisa ikutan untuk daftar deh, ketika
giliran kita nanti akan ada notifikasinya. Untuk beberapa buku yang popular banget
bisa nunggu cukup lama juga loh.
Tampilan Buku |
Sayangnya, aku kurang suka dengan pengaturan dari genre
buku-buku yang disediakan. Kurang beraturan bahkan membingungkan. Misalkan aku tidak
memiliki buku incaran khusus, sehingga aku mau mencari buku random berdasarkan
genre dan itu malah membingungkan karena tidak sesuai. Buku-bukunya juga
sebenernya update setidaknya hingga 2 tahun terakhir. Buku-buku baru ditahun 2018
maupun 2019 belum masuk kesini. Tapi, untuk tampilannya menurutku lumayan
sederhana dan tidak membingungkan untuk pengguna baru.
iJAK (https://ijakarta.id/) tidak terlalu berbeda jauh dengan iPUSNAS, malah
menurutku hampir sama persis yang berbeda hanya warnanya. iPUSNAS biru dan iJAK
berwarna orange. iJAK dimiliki oleh PEMDA Jakarta. Tapi, beberapa buku yang
tidak ada di iPUSNAS terkadang ada di iJAK oleh karena itu aku install kedua
aplikasi ini di handphone.
Tampilan iJAK |
Tidak sulit untuk menggunakan kedua aplikasi ini. Cukup mendaftar
lewat email dan kamu udah bisa meminjam buku yang ada dan kamu inginkan deh.
Ini juga aplikasi peminjam buku yang gratis bahkan bisa
versi web juga loh. Cuma ini versinya Bahasa Inggris. Jadi semua buku yang ada
disini itu dalam Bahasa Inggris. Memang agak pusing sih yaaa tapi lumayan juga
loh kalo mau belajar Bahasa inggrisnya haha tapi aku jujur sih kurang tau ya
apakah buku-buku disini selalu update atau tidak, karena biasanya aku cari
buku-buku lama yang sudah susah dicari di Indonesia tapi masih ada versi Bahasa
inggrisnya disini.
Kalo soal tampilan sih wah jauh banget deh dari iPUSNAS
ataupun dari iJAK. Bener-bener terlihat tua dan gelap deh kalo aku melihatnya.
Cuma lumayan kayak yang aku bilang tadi kalo ini bisa cari buku-buku versi Bahasa
inggrisnya. Sistem kerjanya juga sama kok kayak iPUSNAS/iJAK jadi enggak susah untuk
pakenya.
Kalau aplikasi yang satu ini agak berbeda karena sistemnya berbayar. Isinya pun jauh lebih lengkap karena sangat update. Selain itu gak cuma buku tapi majalah juga ada loh disini. Makin lengkap banget kan aplikasinya? Mungkin bukan menjadi pilihan utama ya tapi kalau teman-teman masih membeli buku konvensional mungkin bisa mulai beralih Gramedia Digital.
Tampilan Gramedia Digital |
Sejujurnya aku belum pakai Gramedia Digital ini, tapi aku
udah tertarik banget untuk coba. Ada 4 metode atau pilihan yang kamu bisa pake,
yaitu yang biasa dan premium. Perbedaannya apa ya?
1. Beli satuan/eceran, beli sesuai dengan buku yang kita
inginkan saja
2. Fiction premium package, langganan buku fiksi selama 1
bulan bebas dengan biaya Rp 49.000/bln
3. Kids premium package, langganan khusus buku anak-anak
selama 1 bulan
4. Full premium package, langganan semua buku dan majalan
dengan semua genre selama 1 bulan bebas dengan biaya Rp 89.000/bln
Kalian bisa mencoba paket manapun yang kalian inginkan.
Sebelum membeli (kalau memang benar-benar niat membeli) sebaiknya sih
ditentukan dulu buku-buku yang diincar apakah ada dan lebih baik membeli paket
yang mana. Lebih baik repot sedikit daripada menyesal nantinya kan?
Dan inilah opini beserta beberapa saran dari aku mengenai buku yang juga semakin mengikuti zaman. Mau apapun bentuk bukunya yang penting jangan pernah ninggalin untuk baca buku ya teman-teman.
Happy reading~~
2 Comments
Aku juga pemakai iPusnas, koleksinya lumayan lengkap :'D
ReplyDeleteiyaa bener banget... meskipun harus bongkar-bongkar lebih dalam yaa
Delete