Semua review disini murni pendapat pribadi dan tidak berniat menjelekkan atau mengagungkan karya orang lain. Setiap orang memiliki selera bacaan masing-masing. Terima kasih.
sumber: goodreads |
Judul: Walk
on Memories
Penulis: Vie
Asano
Tanggal
Terbit: 23 September 2019
Jumlah Halaman: 272 halaman
ISBN:
9786020630946
Bahasa: Indonesia
BLURB
Bagi Asha, terpilih menjadi salah satu wakil SKY Project
dalam proyek tender terbatas Revitalisasi Kawasan Kota Tua adalah hal yang dia
nanti-nantikan. Selain bergengsi, tender itu juga diikuti oleh perusahaan
kompetitor yang ingin dia kalahkan sejak lama. Namun, kenapa dia harus
berpasangan dengan Aaron—si player?
Bagi Aaron, mengerjakan proyek Revitalisasi Kawasan Kota Tua
merupakan pekerjaan yang sangat sulit karena dia harus bekerja sama dengan
Asha, perempuan angkuh yang sempat ditaksirnya. Namun, dia tidak bisa mundur
kalau masih mau bekerja di SKY Project.
Sikap Asha yang angkuh dan sikap Aaron yang kekanakan membuat
keduanya tidak bisa mengakui bahwa ide mereka sama-sama bagus. Mereka saling
menebar jebakan agar gagasannya yang menjadi ide utama proyek. Namun, setelah
sepakat mengolaborasi gagasan mereka, Aaron memilih mundur dari proyek dan
menghilang tanpa kabar.
Sebenarnya apa kesalahan Asha? Kenapa Aaron sampai memilih
untuk menghilang? Apakah mereka akan tetap bisa bekerja sama dan memenangkan
proyek tender tersebut? Dan apakah ternyata salah satu dari mereka justru jatuh
cinta?
BACA JUGA: [REVIEW] NOVEL ASMARALOKA - ARATA KIM
REVIEW
Kali ini gak ada synopsis singkat versi aku juga karena buku
yang singkat banget dan to the point jadi aku rasa gak butuh dibuatkan synopsis
khusus karena dari blurb pun sudah terlihat cerita apa yang akan disampaikan.
Sejujurnya aku memilih buku ini karena sering banget di
rekomendasikan oleh orang-orang twitter. Otomatis aku jadi penasaran banget kan
dan ketika membaca blurb-nya sepertinya oke dan ini memiliki trope enemies
to lovers yang mungkin aja akan ada banyak momen sweet antara
tokohnya. Sialnya kali ini aku lagi-lagi salah. Entah berapa kali memilih Metropop
dengan harapan untuk mendapatkan cerita romance
manis antar kedua tokoh, tapi aku gak pernah dapetin itu sama sekali. Ntah
ternyata ceritanya depressing atau porsi romance-nya dikiiiit
banget. Dan itu yang aku rasakan di buku ini.
Seperti yang aku bilang, aku kira ini buku enemies to
lovers yang sebenernya gak salah-salah banget tapi ya gak tepat juga. Diawal
memang tokoh Asha dan Aaron ini bak kucing dan anjing yang gak akan bisa akur
dan selalu ada aja yang dipermasalahkan tapi gak butuh waktu lama juga untuk
bisa melihat mereka bisa akur dan bekerja sama sampai akhirnya muncul
benih-benih cinta. Tapi, one side only ya!
Selain itu buku ini tidak terlau fokus dengan kisah romantis antara
Asha dan Aaron, malah lebih ke subsidiary doang kisah romantisnya di buku ini.
Buku ini malah menurutku lebih fokus pada perkembangan tokoh dan cerita bagaimana
mereka deal dengan masa lalu dan mencoba untuk move on. Kita bisa
melihat bahwa kedua tokoh pada suatu titik akan dekat, saling curhat dan saling
bersandar tapi untuk aku yang sudah melahap banyak buku romance aku rasa
porsinya jauh banget kurang dan yak lebih fokus ke masalah pribadi kedua tokoh
ini.
Sedikit kecewa sih jujur aja, mungkin karena aku yang sudah memiliki
ekspektasi beda makanya ada rasa kecewa. Padahal ceritanya sih menurutku bagus-bagus
aja ya, tapi mungkin yang cari romance kentel banget gak akan dapat di
buku ini.
Lo cuma lagi jatuh cinta. Dan orang yang lagi jatuh cinta kadang otaknya jadi kosong karena isinya pindah ke hati.
Yang paling terlihat yaitu perkembangan drastis tokoh yang
bagus sih menurutku. Kita bisa melihat bagiamana awalnya si Asha dan Aaron ini
dan gimana mereka perlahan berubah. Kalo disuruh memilih aku akan pilih Aaron
sebagai tokoh kesukaan di buku ini. Mungkin emang dia bukan cowok baik-baik ya
tapi justru melihat perubahan Aaron disini tuh bikin kita jadi simpati banget.
Mungkin Asha akan menang dari Aaron andai saja permasalahan yang diangkat
tentang Asha bukan “itu”, yang tentu bisa kalian kepo sendiri di buku apakah “itu”.
Untuk alur buku yang digunakan alur maju dan to the point,
jadi kita gak akan menemukan dialog-dialog tak guna ataupun alur yang
dipanjang-panjangin di buku ini. Bisa kalian baca cepet banget asalkan lagi
fokus untuk baca.
Pada buku ini juga menggunakan dual POV yaitu dari Aaron dan
Asha. Sebenarnya penulis tidak menuliskan khusus diawal bab kita akan membaca
POV siapa kali ini. Jadi awalnya akua gak bingung ini kita sedang berada di
pikiran siapa. Tapi, untungnya gaya bicara Aaron dan Asha tuh beda banget jadi setelah
terbiasa kita bisa mudah banget untuk membedakan siapa yang berbicara dan
tentunya karena dual POV kita jadi benar-benar tau apa yang dipikirkan oleh si
tokoh ini.
Meskipun kecewa dengan porsi romance-nya aku tetap
senang baca buku ini. Apalagi latar belakangnya di dunia arsitektur jadi kita
bisa baca sedikit demi sedikit apa aja yang ada di dunia arsitektur dan beberapa
istilah sederhanya. Pekerjaan arsitektur bukan menjadi latar singkat doang tapi
emang diceritakan juga sebagai salah satu poin penting dalam cerita.
Buku ini aku beri rating 4/5 ⭐. Bagi yang mencari full
romance sih tidak akan aku sarankan ya. Tapi, buat yang cari buku dengan
latar belakang pekerjaan yang kuat, perkembangan tokoh yang bagus dan bisa
dibaca dengan cepat aku akan sarankan banget buku ini!
BACA JUGA: [REVIEW] METROPOP: LOVE, HATE & HOCUS - POCUS - KARLA M. NASHAR
4 Comments
pas awal-awal baca paragraf pertama udah ngebayangin jalan ceritanya kayak FTV dan pas nih buat dibikin ala ala film singkat.
ReplyDeletetapi ternyata nggak seromantis dari pertama yang aku baca ya
biasanya kalau ada 2 tokoh, yang saling cuek gitu, ntar ada yang saling suka, terus romance bener
Iya Mba, aku juga mikirnya gitu eh ternyata jauh banget dari harapan itu. Porsi romance nya malah dikit banget
DeletePas lihat halaman hanya 200an, aku udh yakin ini pasti terlalu cepet alur nya bakalan. Agak sayang kalo romancenya malah kurang ya mba, Krn baca blurb nya aku pasti ngarepin ini lebih ke romance 😄.
ReplyDeleteIya mba bener banget, aku sih seneng alurnya cepat tapi malah romance-nya porsinya gak memuaskan nih. Padahal kan emang itu ya yang diincar eh tidak sesuai dengan ekspektasi
ReplyDelete