KEMBALI KE RUMAH

pinterest: Bored Panda

Kali ini gak akan membahas tentang buku, tapi sedikit pengingat tentang datangnya saat ini. Aku tulis ini sebagai cerita nanti di masa depan tentang apa yang aku rasakan saat ini.

Bulan ini aku mengakhiri perjalanan panjangku sebagai anak rantau. Hampir 10 tahun lamanya, tepatnya sih 9 tahun, aku pergi jauh dari rumah untuk sekolah dan kerja. Dulu memutuskan untuk pergi jauh merantau ke Jawa itu lebih karena keinginan diri ini men-challenge diri seberapa kuat aku bertahan di lingkungan asing. Aku merasa jika aku tetap kuliah di Sumatra, dekat dengan rumah aku gak akan berkembang sama sekali. Teman-temannya mungkin tidak akan jauh berbeda dari orang-orang yang aku kenal dari masa kecil dan mungkin aku akan cenderung mencari kenyamanan untuk berteman dengan orang-orang yang sudah aku kenal sifatnya dan aku yakin aku gak akan bisa memaksimalkan diri aku.

Aku tau aku orang yang introvert, sulit untuk terbuka dengan orang baru, sulit untuk mencoba hal-hal yang belum pernah aku coba. Tapi, saat kuliah aku merasa aku harus mencoba hal yang berbeda, aku ikut komunitas yang berbeda jauh dengan yang aku suka, aku menghindari komunitas menulis/media yang aku sukai dan mencoba berbaur di kumpulan extrovert yang super rame, aku mencoba mencari grup KKN ku sendiri tanpa ada teman yang aku kenal, aku mencoba banyak ikut kepanitian event bahkan diluar kampusku demi memuaskan rasa penasaranku dengan event tersebut, aku melakukannya sendiri demi aku sendiri, mendorong ketakutan akan lingkungan asing.

Dan dengan bangga aku bisa bilang aku puas dengan semua yang aku lakukan selama kuliah. Jauh dari rumah, ketemu keluarga cuma 2x setahun tapi aku punya banyak kenalan, punya banyak pengalaman, punya banyak cerita yang bisa bikin temen aku kagum aku berani mencoba itu, punya banyak cerita yang gak membuat masa kuliahku membosankan. Aku bangga dengan diri sendiri.

Saat kerja aku kembali merantau, realistis sulit mencari kerja saat ini, aku memang menyasar di Jawa yang banyak membuka lapangan kerja. Lagi-lagi mencoba sesuatu sendiri, meskipun aku tidak seaktif saat kuliah karena ya namanya kerja dan bertambah umur, membuat aku jadi makin jompo 😆. Tapi, aku di kerja kembali menikmati hobi terbengkalaiku yaitu baca dan menulis bahkan sampai ngurus blog ini. Aku memang sedang di zona nyaman, tapi disini aku juga ketemu banyak teman yang punya hobi sama dan punya diskusi yang seru.

Setelah 9 tahun jauh dari rumah, orang tuaku yang kini telah pensiun memutuskan untuk pindah kesini, pindah dimana aku tinggal sekarang. Awalnya aku takut, aku takut mereka akan sendirian disini, tidak ada teman setelah puluhan tahun tinggal di Sumatera. Tapi, karena covid kemarin membuka pikiran orang tua ku dimana terlalu jauh itu tidak baik untuk kami. Kalau kami semua di Jawa, masih mudah untuk dicapai tapi menyebrang pulau itu berat.

Tapi, sekarang aku justru bersyukur dengan keputusan mereka pindah kesini. Orang tua ku justru lebih sering berkumpul dengan saudara mereka yang memang cukup banyak disini, dibandingkan ketemu 1 tahun sekali saat mudik, melihat mereka ngobrol santai di hari minggu bukan saat lebaran membuat aku bahagia. Disini mereka gak akan kesepian, akan selalu ada keluarga yang tiba-tiba datang dan ajak makan keluar.

Jauh dari keluarga memang membuat aku sadar betapa berartinya mereka buat aku. Aku inget dulu awal-awal merantau suka tiba-tiba kangen dengan mereka, tiba-tiba menangis, dan saat long weekend hanya bisa di kosan atau main dengan teman-teman rantau yang lain disaat ada banyak juga yang pulang karena mereka bisa pulang meskipun waktu sedikit, sedangkan aku harus memikirkan biaya yang aku keluarkan jika libur hanya 3 hari.

Saat kerja memang kesepian saat merantau itu paling terasa. Mencari waktu yang pas untuk bertemu dengan teman itu sulit, kadang anak-anak kos memilih untuk tidur di hari libur mereka daripada main. Semakin dewasa memang semakin sedikit teman yang bisa meluangkan waktu untuk bertemu, semua sudah ada kesibukan sendiri. Di saat seperti ini terkadang aku terpikir, kalau di rumah aku bisa dengan mudahnya ajak keluargaku jalan keluar atau sekedar makan diluar.

Kemarin, 27 November 2022, mengakhiri labelku sebagai anak kos. Sedih jujur aja, berpisah dengan temen-temen kos yang udah bareng selama 4 tahun. Ngelewatin banyak hal bareng mereka, segala obrolan dan jadi satu-satunya keluarga saat lebaran masa Covid. Jujur aku hampir nangis, padahal aku pindah juga gak jauh, mau ketemu mereka kapanpun juga bisa tapi tetap aja ada yang berbeda dengan yang namanya hidup bersama mereka.

Sekarang, aku akhirnya telah menghapus label anak kos dan bisa dengan puas bertemu dengan keluargaku tanpa ada penyesalan.

Good Job Tik. Terima kasih sudah bertahan.

You’ve done your best!

Post a Comment

7 Comments

  1. Good job, Kak Tika! Hidup merantau selama hampir 10 tahun, aku yakin sama amat nggak mudah. Homesick pasti menyiksa sekali 😭 tapi nggak sadar, semua sudah berlalu bahkan sampai 10 tahun lhoo. Kak Tika hebat 👏🏻

    Aku ikut senang karena sekarang Kakak udah berkumpul lagi bersama keluarga. Meski harus berpisah sama teman-teman di tempat kos yang pastinya juga berat 😂, sad but true, setiap pertemuan bakal ada perpisahan 🥲

    Aku bisa relate dengan Kakak~ semakin ke sini, teman semakin sedikit karena semakin sibuk. Ujung-ujungnya kembali lagi ke keluarga hahaha. Mumpung masih belum menikah, jadi puas-puasin jalan bareng keluarga, Kak 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahhh terima kasih Li 🥰 mungkin diluar sana ada banyak yang merantau lebih lama tapi toh tetep kita harus apresiasi diri sendiri ya 😆

      Betul banget, setiap pertemuan bakal ada perpisahan... toh suatu saat emang bakal pisah semua kan pada akhirnya, jalanin kehidupan masing2 😆

      Nah betul Li, sejak kuliah aku tuh merasa kayak aku kurang mendedikasikan waktu buat keluarga aku. Pergi sama temen terus, kalo di rumah dulu juga sibuk sendiri aja di kamar, pas udah jauh baru kerasa kok banyak banget hal yang belom aku lakuin sama keluarga aku ya.
      Bener Li, sebelom nikah mau puas-puasin nemenin keluarga dulu! 😆

      Delete
  2. Halo mbak Tika,
    Cerita tentang kembali kerumah ni kena banget, rasanya seperti kecabang gitu.. ada rasa seneng bisa dekat dengan keluarga ada juga rasa sedih karena chapter kehidupan berubah.

    Walaupun aku ngga pernah merantau selama itu, jadi bisa kebayang pengalaman mbak yang 9 thn merantau. Satu hal yang aku seneng setelah merantau adalah momen keluarga jadi lebih berarti, yang biasanya sibuk dikamar sendiri, sekarang jadi lebih sering tidur di kamar orang tua sampe meraka bingung kenapa aku seneng tidur sempit-sempitan 😆

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba Marina!
      Iyaaa betul banget, rasanya emang campur aduk banget, senang dan sedih nyampur jadi satu.

      Setuju banget! Karena merantau jadi merasa nilai keluarga tuh berubah banget, aku juga jadi sering ngumpul bareng dengan keluarga sekedar buat nonton atau ngobrol, ke kamar kalo mau tidur aja

      Delete
  3. Masyaa Allah, rasanya memang berbeda kalau kita bisa kembali kumpul sama orang tua yah 💕
    Aku yang sudah punya keluarga sendiri saja masih rindu sekali jadi anaknya Ibu Bapak, rindu satu rumah kembali sama orang tua.

    Tapi mbak Tika hebat banget 9 tahun bisa tahan rindu di tanah ranrau jauh dari ortu, dan selamat bersatu kembali dengan orang tuanya mbak, akhirnya yah 💕

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mba bener banget.... pasti beda ya rasanya hidup jauh dari ortu mah apalagi waktu aku masih sendiri gini ya...

      Makasih mbaaa.... saatnya menikmati saat2 bisa bareng ortu lagii

      Delete
  4. Wowwwww, 4 tahun ngekos nggak pernah pindah ya?
    Keceeee...
    Saya juga dulu ngekos pas kuliah sekitar 4 tahunan.
    Dan selama itu, saya pindah sampai 4 kali dong.

    Pertama, karena kemahalan dan lingkungannya kurang baik, yang ngekos anak-anak gaol semua, yang hobi dugem, bahkan kadang bawa pulang cowoknya di kos, hahaha

    Akhirnya pindah, ke kos yang lebih terjangkau, lebih alim, ibu kosnya cerewet, tapi sukses bikin saya terbiasa shalat dan puasa karena blio, trus pindah lagi karena mulai ga betah ama ibu kos, cuman sebulan pindah lagi karena kamarnya serem.

    Setelah itu, bertahan sampai lulus, setelah lulus pindah kos ke tengah kota Sby pusat biar mudah ke mana-mana :D

    ReplyDelete