[REVIEW] NOVEL LOVE FROM A TO Z - S.K. ALI

 Semua review disini murni pendapat pribadi dan tidak berniat menjelekkan atau mengagungkan karya orang lain. Setiap orang memiliki selera bacaan masing-masing. Terima kasih.

Love from A to Z (sumber: goodreads)

Judul: Love from A to Z

Penulis: S.K. Ali

Tanggal Terbit: 30 April 2019

Jumlah Halaman: 352 halaman

ASIN: B07MNHQHNN

Bahasa: Inggris

BLURB

A Marvel (Keajaiban): sesuatu yang menurutmu luar biasa. Bahkan sesuatu yang biasa. Seperti kentang – mereka membuat French fries ada. Seperti kentang goreng sempurna yang dibuat oleh Adam dan ibunya dahulu.

An Oddity (Keanehan): apa pun yang membuatmu berhenti. Seperti fakta bahwa ada orang yang penuh kebencian di dunia. Seperti guru Zayneb, yang tidak pernah berhenti mengingatkan kelas betapa “buruk” Muslim itu.

Tapi Zayneb, satu-satunya Muslim di kelas, tidak buruk. Dia marah.

Ketika ia diskors karena melawan gurunya, dan ia mulai menyelidiki teman-teman aktivisnya, Zayneb pergi ke rumah bibinya di Doha, Qatar, untuk memulai liburan musim semi lebih awal.

Dipicu oleh rasa bersalah karena membuat teman-temannya mendapat masalah, ia memutuskan untuk mencoba menjadi versi dirinya yang lebih baru, “lebih baik” di tempat dimana ia tidak mengenal siapa pun.

Kemudian ia bertemu dengan Adam.

Sejak di diagnosi dengan multiple sclerosis di November, Adam tidak lagi kuliah dan ia malah membuat barang-barang. Bermaksud untuk menjaga memori ibunya tetap hidup untuk adik perempuannya.

Adam juga berniat untuk merahasiakan diagnosis yang ia miliki dari ayahnya yang berduka.

Sendiri, Adam dan Zayneb memainkan peran untuk orang lain, merahasiakan pemikiran mereka sesungguhnya yang terkunci di dalam jurnal mereka.

Sampai keajaiban dan keanehan terjadi….

Marvel: pertemuan Adam dan Zayneb

Oddity: pertemuan Adam dan Zayneb

BACA JUGA: [REVIEW] NOVEL TOKYO DAN PERAYAAN KESEDIHAN - RUTH PRISCILLIA ANGELINA

SINOPSIS

Zayneb sejak kecil dideskripsikan sebagai orang yang penuh dengan amarah dan orang tuanya sangat khawatir akan hal ini. Hingga puncaknya, Zayneb diskors akibat “mengejek: gurunya saat ia mengobrol melalui kertas dengan sahabatnya, diperparah dengan adanya gambar pisau dibawah gambar gurunya, Fencer.

Fencer, adalah seorang Islamophobic yang disetiap kesempatan selalu berusaha untuk menjelek-jelekkan Muslim bahkan di kelas. Zayneb dan temannya Ayaan berusaha untuk menjerat Fencer yang rasis agar bisa dipecat namun ia kalah langkah dan akhirnya diskors.

Untuk menenangkan pikirannya, Zayneb mempercepat liburannya ke Doha dan mengunjungi bibinya untuk berlibur disana. Sebelum menuju Doha ia harus transit dahulu di London dan disanalah ia bertemu dengan Adam, seorang lakki-laki yang duduk diseberangnya saat di ruang tunggu.

Tanpa disangka-sangka, ternyata laki-laki yang menarik perhatiannya ini adalah seorang Muslim dan ia memberi salam pada Zayneb terlebih dahulu. Ia yakin, hijabnya inilah yang membuat Adam menyapanya terlebih dahulu.

Bagaikan takdir, ternyata Adam memiliki hubungan dekat dengan bibinya Zayneb. Ibu Adam adalah sahabat dari ibu Zayneb. Sejak kunjungan Zayneb ke rumah Adam, di acara pesta sekolah bibinya Zayneb, ia dan Adam berada dalam 1 circle. Namun, Adam tetaplah Adam yang cool dan pendiam meskipun orang-orang disekitarnya sangat ramai.

Tak bisa Zayneb pungkiri tapi ia merasa semakin tertarik dengan Adam. Dibalik sikap diamnya dan juga wajahnya yang terkadang terlihat sedih. Zayneb beberapa kali memikirkan Adam. Tak disangka-sangka Adam beberapa kali mengajak Zayneb untuk bepergian bersama adiknya seperti ke pameran ataupun ikut volunteer ke penangkaran anjing.

Zayneb mengira bahwa Adam juga tertarik padanya namun saat Zayneb mengirim pesan untuk Adam, Adam tak kunjung membalas pesannya. Adam seakan-akan menjauh dari dirinya. Hingga suatu hari ia melihat Adam berada di rumah bibinya bersama seorang perawat dengan kondisi tubuhnya sedang menerima cairan infus.

Disini, Zayneb mempelajari suatu fakta bahwa Adam mengidap penyakit MS, multiple sclerosis, penyakit yang sama yang diderita Ibu Adam dan merenggut nyawanya. Adam terlihat lemah dan sulit bergerak, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk berjalan. Dan ternyata Adam merahasiakan ini dari Ayah dan Hanna, adiknya. Ia tidak ingin meletakkan bom dihari yang sama dengan hari peringatan kematian ibunya.

Karena Zayneb tau kondisi Adam yang sesungguhnya, Zayneb merasa bahwa Adam pun mulai terbuka pada dirinya. Adam pun mengajak Zayneb untuk menemani dirinya dan Hanna ke museum karena kondisi Adam yang belum terlalu pulih. Tapi, bukannya mendapatkan kenangan baik, Adam dan Zayneb malah bertengkar. Adam tanpa sengaja “menyentil” kepercayaan Zayneb akan apa yang ia percaya yaitu bahwa ia harus melawan Fencer, sang guru yang Islamophobic itu. Zayneb menganggap bahwa Adam tidak mengerti apa yang sudah ia alami, seberat apa ia harus menguatkan hati. Mereka akhirnya berpisah bahkan sebelum kisahnya dimulai.

SPOILER ENDING!:
Jangan khawatir, tentunya Adam dan Zayneb akan kembali bersama. Mereka tidak akan melewati tahap pacaran namun do it the right ways, berkomitmen dan menjaga aturan yang harus dijaga seperti tidak berduaan dan bersentuhan. Tidak dijelaskan dengan pasti apakah Adam berhasil sembuh dari MS atau tidak namun ia dan Zayneb berakhir bahagia bersama selamanya.

REVIEW

Wow, tanpa disangka-sangka aku kembali baca romance! Sebenarnya sih aku baca buku ini demi membersihkan currently reading-ku yang menumpuk di goodreads. Tau buku ini pun karena rame banget di twitter pada ngeluh ga dapet buku ini waktu BBW tahun 2020 kemarin. Aku sih jujur gatau apa-apa tentang buku ini. Lalu aku kepo dan ternyata rating-nya tinggi juga di goodreads sebesar 4.14 dan review-reviewnya pun bagus-bagus. Makin penasaran dan ya aku memutuskan cari ebooknya saja daripada pusing-pusing mencari buku fisiknya.

Ketertarikan terbesarku adalah karena buku ini membawakan tokoh utama muslim yang aku jarang banget baca apalagi dari penulis luar. Kisahnya yang mengangkat tentang rasisme yang diterima tokoh Zayneb ini jujur bikin aku sedih sih. Saat di Indonesia kita mungkin aman karena menjadi agama yang mayoritas namun di belahan bumi lain, banyak juga Muslim yang menjadi minoritas dan menjadi korban rasisme. Seperti guru Zayneb yang terang-terangan membenci Muslim, lalu perlakuan kasar yang diterima Zayneb hanya karena ia memakai hijab atau pakaian renang tertutup dan itu dianggap melawan aturan.

Islamophobia is the thing keeping it okay to kill people like us without repercussions.

Girls like me who see and feel the pains and problems of the world don’t make sense to people. So maybe we’re meant to be alone, or only with people exactly like us.

Di buku ini kita melihat bagaimana Zayneb yang ingin melawan namun memaksa dirinya untuk tidak “meledak” karena ia berjanji akan menjadi Zayneb yang berbeda dari sebelumnya. Meskipun pada akhirnya hal ini juga yang menyiksa Zayneb dan tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Tapi, aku kagum dengan kegigihan Zayneb yang tidak tunduk pada hal yang membuatnya emosi, ia tidak takut melawan meskipun ia tersudut di kaum minoritas. Salah satu poin yang bisa dijadikan pelajaran banget.

They just want to protect you from the consequences you’ll get for fighting justice. Because, there will be consequences when you shake the world.

If everyone listened to their parents who feared the consequences of fighting for justice, this world would be a more awful place than it is now.

That itch in your heart for justice was put there by God. Your bravery, too. Don’t let anyone squash it – it’s like squashing the source of it.

Kisah Adam juga tak jauh pilu, ia yang berjuang melawan penyakitnya dan harus tetap tampil baik-baik saja di hadapan ayah dan adiknya. Adam menyembunyikan penyakitnya hanya agar tidak memberikan beban lagi bagi ayahnya yang sangat terpukul kehilangan istrinya. Bahkan Adam melepaskan Zayneb hanya karena tidak ada kepastian masa depan yang ia pikul. Sosok Adam benar-benar tampil sangat dewasa.

Bye, this girl I met on a plane who showed up at my house, who showed up in my heart.

Buku ini digambarkan dalam dua sudut pandang yaitu Adam dan Zayneb, jadi kita benar-benar fokus dengan kedua tokoh ini. Kita bisa menghayati perasaan atau pemikiran apa yang mereka rasakan, bukan dari sudut pandang orang lain tapi dari sudut pandang mereka sendiri.

Terlepas dari synopsis yang aku ceritakan masih ada banyak kisah lain yang disampaikan di buku ini. Aku sengaja hanya membawa hubungan antara Zayneb dan Adam supaya tidak menjabarkan full buku disini mengingat bukunya sebenarnya tidak terlalu tebal juga. Kita bisa melihat perjuangan Zayneb melawan rasisme dan melihat keteguhan Adam membuat keluarga kecilnya Bahagia. Dibumbui dengan kisah persahabatan yang erat dan menurutku sejati. Ada dalam keadaan apapun. 

Hubungan antara Zayneb dan Adam juga manis banget! Bikin aku senyum-senyum sendiri selama baca 😆 Mereka yang menjalani hubungan yang menuruti aturan alias tanpa ada hubungan fisik, sentuhan dan berduaan. Tapi, membaca kejujuran yang disampaikan oleh Adam dan Zayneb untuk satu sama lain itu yang bener-bener bikin senyum terus. Adam said about Zayneb:

Someone so cute who I am completely attracted to.

Yeah, she’s a marvel meant to be in my life.

Kedewasaan hubungan antara Zayneb dan Adam menarik banget buat diikuti. Perkembangan hubungan mereka juga engga membosankan meskipun tertebak endingnya akan seperti apa. Bikin iri banget deh pasa baca 😁

Untuk secara keseluruhan aku kasih rating 3,5/5 untuk buku ini. Sebenarnya ceritanya bagus namun diawal susah menarik perhatianku sehingga buku yang bisa dibilang tidak tebal ini malah lama aku selesaikan. Aku mulai baca di akhir Desember 2020 dan baru selesai di Januari 2021. Sepertinya karena memang diawal kurang greget saja perkenalan ceritanya. Btw, sepertinya juga kisah buku ini didasarkan oleh kisah asli namun dengan menggunakan nama samaran lho.

Jadi apakah teman-teman ada yang udah pernah baca buku ini juga? Atau ada yang sedang dan berencana untuk baca? Boleh banget ya share-share cerita kalian 😊

BACA JUGA: [REVIEW] YOUNG ADULT: TEN YEARS CHALLENGE - MUTIARINI

Post a Comment

20 Comments

  1. Terima kasih kak review-nya sangat bagus dan enak di baca

    ReplyDelete
  2. Wah, Tika 😂 Ini salah satu novel romance kontemporer favoritku... Aku suka halal romance-nya, aku juga suka struggle yang harus Adam & Zayneb lalui baik sebagai individu maupun pasangan di sepanjang cerita. Idul Fitri kemarin S.K. Ali sempat merilis cerpen tentang mereka berdua juga :D They finally married in that short story!

    Apa Tika berminat untuk baca buku S.K. Ali yang lain juga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cerita Adam-Zayneb dengan halal romance ini emang terlalu uwu buat diikutin 😆 Eh bisa baca dimana nih cerpen tentang mereka berdua?? Kayaknya menarik buat baca akhir kisah mereka yang happy ending gitu...

      Aku berminat baca yang Saint & Misfit (bener ga sih?) yang juga rame dicari-cari orang. Katanya sih bagus juga, makanya aku pengen coba baca juga nih buku yang lainnya

      Delete
    2. Sayangnya link ke cerpen Zayneb/Adam ini udah keburu expired, Tika :( Padahal lucu... Novel S.K. Ali yang Saints & Misfits juga bagus! Buku penulis ini otomatis beli sih kalau di aku :D

      Delete
    3. Yaaah telat banget dong aku ya 😔

      Kalo gitu aku mau cari ah yang Saints & Misfit

      Delete
  3. Thank you so much untuk reviewnya, Kak Tikaaaa 🤗
    Akutu udah penasaran banget sama isi buku ini karena seperti yang Kakak bilang, buku ini hitz banget dikalangan klub buku 😂. Aku kepo ceritanya tentang apa, tapi belum sampai ada ketertarikan untuk membaca langsung. Jadi, aku senang sekali membaca ulasan dari Kakak karena kurang lebih aku udah tahu isinya 😁. Untuk konsep ceritanya sendiri menarikk, terus aku bayangin saat adegan Adam sakit dan diceritakan dari sudut pandang Adam, kayaknya akan jadi sedih deh di bagian ini 😂 aku jadi teringat buku The Fault in Our Stars yang romance dan sedih 😭. Thank you so much untuk spoiler endingnya, Kak, beneran bermanfaat sekali 🤣.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya Li, ini buku asli hitz banget deh. Kayaknya semua orang pada baca dan kalo ada yang jual bukunya rame banget pada mau beli makanya penasaran banget 😆
      Ahhh iya bener-bener, ada vibes The Fault in Our Stars ya dikit-dikit kalo berhubungan sama penyakitnya Adam, bener banget baru ngeh aku.
      Hahaha sama2 ya Li, kayaknya emang banyak juga orang2 yg suka banget sama spoiler ending 🤣

      Delete
    2. Iya kannn hitz banget 🤣 aku sampai penasaran juga tapi nggak berani beli karena takut nggak kebaca kalau novel romance gini 😂
      Tapi untung endingnya kisah Adam nggak kayak di TFIOS, bisa mewek banget 🤣
      Aku sukaaa dengan spoiler ending! Hahahaha apalagi jika bukunya kemungkinan besar nggak akan aku baca, jadi kalau udah dispoiler kan enak, secara nggak langsung udah tahu isi buku tanpa harus baca 🤣

      Delete
    3. Iyaaa untung gak sampe kayak TFIOS yaaa Li kalo nggak aku juga bakal nangis kejer setelah baca 🤣

      Emang sih bener banget kalo spoiler tuh jadi bikin kita gak penasaran lagi apalagi udah ga bakal baca bukunya ya

      Delete
  4. bagus juga ada selit dengan islamophobia :)

    ReplyDelete
  5. Aku ga mau baca sampe bawah ah.. Sampai Zaeneb liat Adam lg diinfus aja cukup, karena aku pengen baca sendiri. Hehehehe.. 😆😆

    Ini bukunya lg hits bgd yaa Mbaa. Dimana2 aku liat orang pd posting ini, makanya aku berusaha bgd ga kena spoiler biar ga mengurangi kinikmatan baca. Salah satu buku rekomendasi Goodreads juga buat genre sicklit.

    (Btw, aku nyontek ide Mba Tika buat ngumpetin spoiler. Makasi ya idenya. Hehehe.. gpp kan mba aku curi caranya? 😁)

    Eh tumben Mba Tika ga ngasi bintang berapa buat bukunya, atau aku yg kelewat bacanya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa Mba Thessa, buku ini tuh dimana2 rame bangettt diomongin sampe penasaran saking hebohnya 🤣

      Boleh Mba boleh banget kok nyontek idenya, aku malah seneng jadi inspirasi orang 😆

      Ada kok Mbaaa, kelewat aja deh bacanya

      Delete
  6. Lucu ya emang di luar negeri itu. Sahabtku di Jepang juga sering dapat perlakukan rasis, Padahal kita di Indoensia malah betul-betul memandang semuanya sama meski minortias.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba, jadi miris banget sih sebenernya... kasian ya yang jadi kaum minoritas di negara lain tuh 😔

      Delete
  7. Buku ini udah ada di wishlist dari lama tapi belum kesampaian sampe sekarang. Baca reviewnya Mba Tika jadi makin penasaran pengen baca ><. Makasih Mba buat spoiler warningnya, jadi bisa stop baca sebelum menyesal kena spoiler wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayokk Mba dibacaaaa, bukunya bagusss banget!
      Hahaha iya Mba, karena banyak yang pengen spoiler makanya dibuatin begini 😆

      Delete
  8. Hai kak Tika! Salam kenal juga dari aku.

    Kayanya yang judul ini belum aku baca. Baru baca yang Saints and Misfits aja. Tapi, itu aja aku suka dengan gaya S.K Ali cerita. Terutama penggambaran muslim di sana yang notabennya minoritas ya. Dari buku beliaulah aku jadi paham kalau muslim di Indonesia yang mayoritas sering juga melakukan sesuatu yang hampir mirip dengan perlakuan muslim yang minoritas. Jadi kaya template antara mayoritas dan minoritas. Gara-gara ini juga aku sadar dan berusaha engga jadi bagian orang yang fobia sama agama lain gitu. Suka banget setiap Ali nulis cerita selalu ada sesuatu yang bikin kita mikir. Padahal temanya mah anak kuliahan ya. Tapi tetep berbobot gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yap setuju banget Mba! Aku suka pengangkatan cerita oleh Ali apalagi tentang muslim minoritas di negara lain gitu. Btw, Saints and Misfits juga udah masuk TBR nih, tinggal nunggu kapan dibaca hahaha padahal kalo duluan terbit malah buku ini termasuk baru ya drpd Saints and Misfits hehehe

      Delete