[REVIEW] NOVEL BEACH READ - EMILY HENRY

 Semua review disini murni pendapat pribadi dan tidak berniat menjelekkan atau mengagungkan karya orang lain. Setiap orang memiliki selera bacaan masing-masing. Terima kasih.

review, beach, read, emily, henry
sumber: goodreads

Judul: Beach Read

Penulis: Emily Henry

Tanggal Terbit: 19 Mei 2020

Jumlah Halaman: 380 halaman

ISBN: 9780241989531

Bahasa: Inggris

 

BLURB

Augustus Everett adalah penulis fiksi sastra yang terkenal. Januari Andrews menulis roman laris. Ketika Januari menulis sesuatu yang berakhir bahagia selamanya, Augustus membunuh seluruh pemainnya.

Mereka bertolak belakang.

Faktanya, satu-satunya kesamaan yang mereka miliki adalah selama tiga bulan ke depan, mereka tinggal di rumah pantai yang berdekatan, bangkrut, dan terjebak dengan writer's block.

Sampai, suatu malam yang berkabut, satu hal mengarah ke hal lain dan mereka membuat kesepakatan untuk memaksa mereka keluar dari kebiasaan menulis mereka: Augustus akan menghabiskan musim panas dengan menulis sesuatu yang bahagia, dan Januari akan menulis Great American Novel berikutnya. Januari akan membawa Augustus ke kunjungan yang layak untuk setiap montase rom-com, dan Augustus akan membawa Januari untuk mewawancarai anggota kultus yang masih hidup. Setiap orang akan menyelesaikan sebuah buku dan tidak ada yang akan jatuh cinta.

BACA JUGA: [REVIEW] NOVEL WHEN EVERYTHING FEELS LIKE ROMCOMS - CANDRA ADITYA


SINOPSIS

Januari pergi ke rumah pantai yang ayahnya berikan untuknya tak lama setelah ayahnya meninggal. Ia sebenarnya tak ingin kesini apalagi rumah ini adalah rumah yang digunakan ayahnya untuk tinggal bersama kekasihnya. Mempelajari fakta mengerikan tentang ayahnya di hari kematiannya adalah pukulan telak bagi Januari apalagi sang Ibu tidak mengatakan apa-apa dan tidak berusaha untuk menjelaskan apapun pada Januari.

Sesampainya di rumah itu, ia terganggu oleh tetangganya yang mengadakan pesta di rumahnya. Yang tanpa ia sangka-sangka adalah Augustus, penulis sekaligus seniornya di masa sekolah. Augustus adalah rival dari Januari.

Selama ini Januari menulis buku rom-com yang tokohnya selalu mendapatkan happy ending sedangkan Augustus menulis literary fiction. Januari tidak menyukai Augustus karena ia meremehkan cerita rom-com yang berakhir bahagia. Oleh karena itu, ia menyarankan mereka untuk bertukar genre menulis. Kebetulan Januari sedang stuck atau mengalami writer’s block dan ia yakin ia bisa menulis apa yang biasa ditulis oleh Augustus.

Setuju dengan tawaran yang diajukan Januari, keduanya sepakat untuk saling berbagi mengenai genre yang biasa mereka tulis dan melakukan survey kepenulisan bersama-sama. Bersamaan dengan itu, Augustus meminta tambahan peraturan yaitu Januari tidak boleh jatuh cinta dengan dirinya.

Menyanggupi syarat yang ada, keduanya lalu saling bertukar genre buku dan menjalani akhir pekan mereka dengan melakukan penelitian untuk buku mereka bersama-sama. Januari dan Augustus perlahan-lahan mencoba mengobati luka masa lalu mereka yang ternyata telah mengganggu mereka selama ini.


REVIEW

Udah lama banget tau buku ini sebenernya apalagi latar pekerjaan kedua tokohnya itu adalah penulis, bagiku penulis itu pekerjaan impian banget makanya aku mengharapkan ada disinggung sedikit demi sedikit soal pekerjaan penulis disini meskipun aku yakin akan lebih banyak romance yang dibahas.

Berkenalan dengan kedua tokoh yang memiliki genre menulis cukup berbeda dan memutuskan untuk saling bertukar genre ini menarik banget untuk diikuti. Aku suka mengikuti keduanya ketika sedang mencari ide atau mengumpulkan data untuk apa yang akan mereka tulis, karena disini cukup dipaparkan juga proses kepenulisan mereka.

Belum lagi, Januari yang dikejar-kejar untuk segera menghasilkan karya baru. Aku senang melihat proses ini di dalam buku karena untunglah pekerjaan penulis ini bukan hanya “merk” saja tapi memang diceritakan juga proses dan kesulitannya.

Untuk cerita secara keseluruhan bisa dibilang aku lumayan suka meskipun sebenarnya aku mengalami kebosanan ketika membaca ini. Jadi, di dalam buku ini diceritakan juga tulisan/cerita yang dibuat oleh Januari (Janie) dan lumayan panjang. Pas bagian ini aku jujur bosan dan tidak merasa bahwa tulisan Janie ini akan memiliki efek ke jalan cerita yang sesungguhnya. Tentu aku akan penasaran jika penulis tidak memaparkan cerita seperti apa yang akan dibuat Janie dan Gus, tapi aku malah tidak tertarik sama sekali untuk baca bagian ini. Aku lebih sering skip di bagian ini dan lebih fokus ke hubungan Janie dan Gus.

Hubungan keduanya memang bisa dibilang rival to lovers, tapi pada satu titik aku tidak terlalu melihat sisi rival keduanya. Ketegangan antar keduanya hanya terlihat di awal dan setelah itu kita bisa menikmati hubungan mereka yang naik turun tapi menyenangkan untuk diikuti. Aku merasa buku ini cukup berbeda dari buku enemies to lovers yang biasa aku baca karena biasanya sesi “berantem” nya akan cukup banyak tapi di buku ini tidak terlalu banyak diperlihatkan.

Aku juga suka banget sama tokoh Janie dimana ia sangat jujur dengan apa yang ia rasakan dan pikirkan. Jadi, kita tidak akan melihat miscommunication antar kedua tokoh dan menghindari konflik-konflik tak penting yang bisa membuat buku ini jadi makin tebal lagi. Sosok Gus yang awalnya terlihat tertutup dan cuek diawal buku juga lambat laun jujur dan menunjukkan “asli”nya seperti apa.

Masa lalu yang mengganggu mereka juga terkuak disini jadi tidak ada konflik menggantung di buku ini. Masalah tentang ayah Janie dan juga masa lalu Gus, keduanya beres dan keduanya saling diketahui oleh Janie dan Gus. Salah satu yang cukup mengangguku adalah ketika mereka research untuk novel yang akan ditulis oleh Gus mendatang (tentang literary fiction) ternyata malah tidak diungkap dengan jelas, karena penelitian yang mereka lakukan cukup dalam tapi aku malah jadi bingung saja dengan apa gunanya penelitian itu jika tidak terlalu diungkap di selanjut-selanjutnya. Malah menurutku ini cuma menjadi pengulur alur saja padahal tidak penting-penting amat.

Pada akhirnya aku hanya memberi rating 3/5 saja untuk buku ini karena aku bosan saat membacanya dan banyak yang cerita yang diulur tapi malah tidak terlalu berhubungan atau mendukung perkembangan tokohnya.

BACA JUGA: [REVIEW] NOVEL THE UNHONEYMOONERS - CHRISTINA LAUREN

Post a Comment

7 Comments

  1. Kak Tika, terima kasih banyak atas reviewnyaaa! 😍 Menurut Kak Tika meskipun ada bagian yang membosankan, tetap worth to read nggak? Atau skip aja ke buku yang lain? 😂 Writing stylenya enak dibaca nggak, Kak? Kakak jadi tertarik untuk baca buku Emily Henry yang lainnya nggak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetep worth sih kalo menurutku, karena ceritanya lumayan dan tokohnya juga lovable sih gak mungkin dibenci. Writing style-nya juga oke-oke aja kok Li, bahasanya gak ribet dan mudah banget buat dibaca. Aku tetep tertarik banget kok buat baca buku Emily Henry yang lainnya (yang udah masuk TBR sebenernya 🤣)

      Delete
  2. Sekilas lihat cover novelnya kayak scream summer vacation banget yaaa. Aku idem sama Lia, menurut Mba Tika novel ini worth to read nggak? Karena waktu Mba Tika menyinggung kalau profesi penulis di novel nggak hanya sebagai tempelan tapi diceritakan juga prosesnya, aku sedikit penasaran hahahaha. Terus gemesh amat nama dua karakternya adalah nama bulan ((:

    Thank you so much untuk review-nya, Mba! <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba, jawaban yang sama kayak Lia masih worth. Seru sih ngikutin perjalanan nulis mereka dan melihat mereka research buat nyari bahan tulisan gitu. Meskipun agak panjang tapi bisa pas banget ya nama keduanya dengan nama bulan

      Delete
  3. Btw, Mbaaa. Aku tuh mistaken cover buku ini dengan novelnya Emily Henry yang satunya deh, judulnya People We Meet on Vacation. Mba Tika pernah baca yang ini nggak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Covernya emang mirip Ci! Wkwkw aku juga sering kebalik-balik 🤣

      Delete
    2. Hahaha covernya setipe ya, aku belom baca sih Mba tapi ini udah masuk ke TBR aku selanjutnya karena yang ini malah bikin lebih penasaran sih daripada Beach Read 😆

      Delete