[REVIEW] NOVEL PEREMPUAN YANG MENANGIS KEPADA BULAN HITAM - DIAN PURNOMO

 Semua review disini murni pendapat pribadi dan tidak berniat menjelekkan atau mengagungkan karya orang lain. Setiap orang memiliki selera bacaan masing-masing. Terima kasih.

perempuan yang menangis kepada bulan hitam
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam (sumber: goodreads)

Judul: Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam

Penulis: Dian Purnomo

Tanggal Terbit: 28 Oktober 2020

Jumlah Halaman: 320 halaman

ISBN: 9786020648453

Bahasa: Indonesia

BLURB

Magi Diela diculik dan dijinakkan seperti binatang. Sirna sudah impiannya membangun Sumba. Kini dia harus melawan orangtua, seisi kampung, dan adat yang ingin merebut kemerdekaannya sebagai perempuan. Ketika budaya memenjarakan hati Magi yang meronta, dia harus memilih sendiri nerakanya: meninggalkan orangtua dan tanah kelahirannya, menyerahkan diri kepada si mata keranjang, atau mencurangi kematiannya sendiri.

“Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam” ditulis berdasarkan pengalaman banyak perempuan korban kawin tangkap di Sumba. Tradisi kawin tangkap menggedor hati Dian Purnomo untuk menyuarakan jerit perempuan yang seolah tak terdengar bahkan oleh Tuhan sekalipun.

BACA JUGA: [REVIEW] NOVEL MELANGKAH - J.S. KHAIREN

SINOPSIS (Spoiler Alert!)

Hilang sudah mimpi Magi untuk memajukan Sumba. Percuma sudah perjuangan Magi untuk menempuh kuliah di tanah Jawa. Kini ia tidak memiliki apa-apa lagi kecuali mimpi buruk di malam nahas itu.

Magi tidak kunjung pulang ke rumah, padahal ini sudah menunjukkan pukul 18.00. Biasanya Magi sudah berada di rumah paling lambat pukul 17.30 bahkan tak ada kabar dari Magi. Semua warga Kampung Karang mencari Magi dan Dangu Toda, sahabat Magi, mendatangi kantor Magi untuk mencari jejak Magi. Diketahui Magi sudah pergi dari kantor sejak siang karena harus memberi penyuluhan di desa lain.

Usut punya usut ternyata Magi tidak pernah datang ke desa tersebut hingga acaranya harus dibatalkan. “Jangan-jangan kena kawin tangkap” sahut si satpam kantor Magi. Tradisi adat yang sudah lama tak terdengar dan Dangu takuti benar-benar terjadi pada Magi.

Di lain tempat, Magi merasakan seluruh badannya sakit. Ia baru saja sadar dari pingsannya dan merasa sangat marah. Ketika dalam perjalanan untuk memberikan penyuluhan, Magi memang memilih jalan yang sepi karena lebih cepat tapi siapa yang sangka kalau ia ditipu saat sedang berkendara motor dan diculik. Tak tanggung-tanggung orang jahat yang menculik ini juga sangat kasar pada Magi. Ia sudah curiga bahwa ia adalah korban kawin tangkap tapi ia tak ingat ada lelaki yang datang melamarnya atau ke ayahnya.

Sesampai di desa baru, Magi langsung tau siapa yang melakukan ini padanya dan tak lain ini adalah Leba Ali. Leba Ali adalah teman ayah Magi yang sudah magi curigai memiliki ketertarikan dengan Magi sejak kecil karena Leba Ali selalu berusaha mengambil kesempatan untuk melihat ke arah Magi bahkan mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya.

Magi yang terbangun di gelapnya malam karena mendengar suara ramai disekitarnya dan dengan badan yang keseluruhannya sakit mulai mengingat kejadian hari itu. Ketika mengingat semuanya, Magi menangis dan merasa hina. Kini hanya ada kain Sumba yang melilit tubuhnya dengan kemeja lusuh yang juga masih menemel pada tubuhnya. Ia sadar ia tak mungkin memakai kain ketika naik kendaraan bermotor dan satu-satunya jawaban adalah ia sudah tidak perawan lagi. Magi kembali meraung-raung.

Magi dendam, marah dan berteriak hingga orang-orang datang ke kamarnya. Ia disuruh menerima keadaannya karena ia sudah tidak perawan dan tidak akan ada yang mau menikahinya. Magi tidak ingin menerima bahwa selain ia sudah diperkosa dalam keadaan tak sadar ia juga harus menikah dengan pemerkosanya. Magi memutuskan untuk mengakhiri hidupnya lebih baik dibandingkan harus diperkosa setiap hari oleh orang yang mengaku suaminya. Mencari gigi paling tajam ia berusaha merobek nadi tangannya sendiri.

Magi tersadar dan berada di rumah sakit. Ditemani dengan Ama, Ina, Tara serta Dangu Toda. Ia berhasil kabur dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Begitu kembali ke kampungnya, Magi menjadi bahan pembicaraan apalagi kalau bukan karena ia sudah diculik selama 2 hari dan itu artinya Magi sudah tidak perawan. Seorang wanita yang menolak kawin tangkap dipercaya akan dikutuk dan tidak akan bertemu dengan jodohnya seumur hidup.

Ama merasa malu atas tindakan Magi yang kabur dari adat dan dianggap menjadi aib. Ama tetap merencanakan pernikahan Magi dengan Leba Ali bahkan belis pun sudah disepakati. Tinggal menunggu waktu hingga Magi akan dijemput dan pindah dari kampungnya ini. Tidak ingin mengalami mimpi buruk yang sama, Magi merencanakan untuk kabur dari Kampungnya yang juga dibantu oleh Gema Perempuan yang sudah menghubunginya sejak berita Magi ingin membunuh dirinya sendiri.

Dengan bantuan Dangu Toda serta Tara, sahabat sekaligus iparnya, Magi berhasil kabur ke Kupang. Magi tak sendirian, selama ia kabur ia juga bertemu dengan perempuan yang mengalami nasib nahas seperti dirinya dan dalam perlindungan Gema Perempuan. Magi masih berhubungan dengan Dangu Toda untuk mengetahui kabar orangtua serta kampungnya.

Satu tahun lamanya Magi meninggalkan Sumba selama itu pun ia sudah mulai berkomunikasi dengan keluarganya apalagi sejak Ina nya sakit. Meskipun Ama masih ingin Magi pulang dan kawin, Magi tetap tidak mengendurkan keyakinannya. Semua berubah ketika adik paling kecil Magi, tidak diizinkan untuk kuliah karena takut akan menjadi seperti Magi yang melawan keluarga dan adatnya. Setelah perjanjian alot dengan Ama, Magi setuju untuk pulang dan adiknya diizinkan untuk kuliah.

Hidup Magi mulai tentram dan tidak ada tekanan untuk menikah datang dari keluarganya. Namun semua berubah katika Ama jatuh sakit dan tidak ingin diperiksa ke rumah sakit untuk mencari tau penyakitnya. Mempertaruhkan penyakit Ama dan hidupnya, Magi disuruh memilih untuk menikah atau membiarkan Ama sakit-sakitan. Tidak ingin ada penyesalan Magi menyerah dan menerima persayaratan sang Ama.

Awalnya Magi dibebaskan untuk memilih calonnya karena tak kunjung datang, Ama berkata bahwa sudah ada yang melamarnya dan itu tak lain tak bukan adalah Leba Ali. Sekali lagi, Magi harus masuk ke sarang harimau. Tapi, kali ini ia tidak ingin menyerah. Magi tidak ingin menjadi perempuan lemah yang 4 tahun lalu berusaha bunuh diri, kali ini ia akan melawan dan lebih gila daripada Leba Ali. Semua sudah ia pertaruhkan di malam pertama mereka nanti.

Kematian adalah kepastian, ada yang membiarkan kedatangannya menjadi misteri, ada yang menjemputnya dengan paksa - hal.7

REVIEW

Sedikit trigger warning bagi yang tidak sanggup untuk membaca tentang kekerasan fisik dan seksual

Tidak ingat dengan jelas sih apa alasan aku membaca buku ini. Sepertinya aku sedang tidak ingin membaca fantasi dan sedang ingin membaca buku lokal saja. Mencari-cari di library Gramedia Digital ternyata buku ini sudah terdownload dan juga punya halaman yang lumayan sedikit jadi akhirnya aku memutuskan baca ini.

Siapa sangka kalau ternyata membaca ini bikin aku sedih, merinding dan kasihan dengan tokoh Magi di buku ini. Aku benar-benar terhanyut dengan perjuangan Magi yang tidak ingin tunduk dengan adat yang memojokkan dirinya sebagai perempuan. Ia berjuang melawan dengan menggunakan seluruh tubuhnya bahkan sampai babak belur dan hampir meregang nyawa demi menegakkan kebenaran. Sakit banget rasanya pas baca ini apalagi ketika membaca bagian Magi yang diperkosa, dipukul, ditonjok habis-habis oleh lelaki cabul yang gila. Aku gak pernah bisa membayangkan kalo di posisi Magi, apa bisa bertahan selama itu ya 😥

Buat teman-teman yang masih bingung jadi “Kawin Tangkap” atau ‘Yappa Mawine” sama seperti penculikan yang dilegalkan oleh adat terkhususnya adat Sumba. Hal ini dilakukan untuk mempermudah urusan antara lelaki dan keluarga perempuan karena tidak bisa terpenuhi belis (mahar)nya. Sang laki-laki bisa menculik perempuan yang di lamarnya dan membawanya pulang ke rumahnya. Bahkan dikatakan bahwa dengan melawan “Kawin Tangkap” artinya sama saja seperti kehilangan harga diri karena dianggap sudah ternoda.

Dan semua yang ada diceritakan ini beneran terjadi lho di Indonesia, bukan sekedar fiksi saja. Wanita seakan tidak harganya di depan adat. Sedih sekali emang membacanya. Karena memang tanpa kita sadari ada beberapa adat di Indonesia itu malah mempersulit warganya sendiri.

Alur cerita di buku ini bagus banget. Ada sedikit alur maju mundur di awal tapi setelah itu semuanya menggunakan alur maju. Ceritanya terus mengalir dan tidak membuat bosan sama sekali untukku. Perjuangan Magi yang tiada henti ini menjadi poin pemantik yang bikin pembaca penasaran bangaimana akhir perjuangan perlawanan Magi ini.

Tidak hanya mengangkat isu adat saja tapi aku juga belajar dari buku ini. Salah satunya mengenai budaya adat di Sumba. Buku ini menjelaskan apa saja yang dilakukan orang-orang Sumba, salah satunya itu membaca nasib lewat Buku Ayam dan itu baru kali ini aku ketahui. Masih banyak juga penjabaran tentang adat Sumba di buku ini.

Percakapan di buku ini juga menggunakan Bahasa Sumba lho! Jadi kalo rasa sulit mengingat Bahasa baru ada baiknya tuh untuk dicatat saat diawal diberi di catatan kaki jadi selanjutnya tidak akan pusing. Aku awal-awalnya juga kagok tapi kelamaan dibaca juga jadi paham sendiri meskipun dalam Bahasa Sumba. Contohnya adalah Ama itu panggilan untuk Ayah dan Ina adalah panggilan untuk Ibu. Penulis juga dengan baik hati melampirkan foto-foto pada saat beliau ada di Sumba jadi kita bisa melihat secara langsung beberapa adegan adat yang ada di Sumba, makin tambah pengetahuan banget!

Buat para pembaca yang suka banget dengan buku yang mengangkat isu-isu perempuan, adat dan juga budaya buku ini aku rekomendasikan banget! Aku secara pribadi suka banget dan beri rating 5/5 bintang. Ngeri, sedih, marah dan salut semua aku rasakan ketika membaca buku ini. Jadi rating 5 itu sudah sangat tepat.

Jadi apakah teman-teman ada yang udah pernah baca buku ini juga? Atau ada yang sedang dan berencana untuk baca? Boleh banget ya share-share cerita kalian 😊

BACA JUGA: [REVIEW] NOVEL GADIS MINIMARKET - MURATA SAYAKA

Post a Comment

17 Comments

  1. Kak Tikaaa, rating buku ini dari Kakak tinggi sekali! Nggak biasanya Kak Tika kasih rating sempurna untuk sebuah buku 😆 jadi semakin penasaran ingin baca buku ini.
    Buku ini udah aku download di GDku tapi belum aku baca. Oke fix abis ini aku baca deh mumpung lagi senggang 🤣
    Thank you racunnya, Kak! Huahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Lia, soalnya bukunya emang bagus dan bikin emosional. Jarang2 banget nemu buku gini makanya langsung deh kasih bintang 5 hihihi.
      Selamat membaca Lia, ditunggu review versi Lia nih 😆

      Delete
  2. Hi Tika,
    Terima kasih review dan ratingnya.
    Saya sangat tersanjung sekaligus semakin sedih. Semoga Magi Diela ini menjadi semangat kita semua untuk melawan kejahatan atas nama adat, agama, budaya, atau apapun, terhadap perempuan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mba Dian, terima kasih juga sudah berkunjung 😊 Seneng banget langsung di komen sama yang nulis 😆
      Aamiin Mba.... semoga melalui tulisan Mba Dian ini jadi makin banyak orang yang berani dan tidak tertindas ya Mba 😇

      Delete
  3. baca novel plus ada sentuhan budaya Indonesia kayak gini memang menyenangkan, aku suka buku yang ceritanya ada unsur sejarahnya atau budayanya gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba bener banget, karena dekat dengan kehidupan nyata jadi bener-bener kayak nyata gitu. Jadi nambah ilmu banget tentang budaya sendiri ya ini

      Delete
  4. Aku jadi tertarik baca bukunya mba, mengingatkan aku sama film marlina. Dan setuju banget tentang adat, terkadang ada aturan adat yang membuat orang tidak bebas menentukan pilihan. Selalu membawa alasan adat atau kebiasaan, nanti takut diomongin kalau melawan adat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayokk baca Mba, bagus banget lho ini bukunya. Kalo suka tentang adat2 gitu cocok banget deh. Btw aku blm tau tuh tentang film Marlina 🤔

      Delete
  5. ada di gramedia digital nih mbak? coba cari ah, abis baca bukunya anne frank bisalah baca ini dulu. (padahal udah ada banyak buku yang diunduh, hihi)

    cerita-cerita begini perllu sekali diangkat, meski sekarang ini perempuan sudah lebh terbuka kedudukan di publik, namun sisa sisa patriarki memang masih ada yaa. Kawin lari ini kenapa disetujui oleh keluarga perempuan yaaa, karena kepercayaan bahwa tidak akan bisa nikah lagi kalo kabur yaa. sedih banget ih,..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada kok Mba, cusss langsung unduh aja (gapapa kok menumpuk TBR itu 😆)

      Iya Mba, ini cerita yang emang beneran terjadi dan masih banyak terjadi apalagi di pelosok ya, yang masih jauh dari perkembangan teknologi sekarang. Iya Mba, jadi mereka pikir kalo udah ditangkap kan itu udah pasti gak perawan dan gak akan ada mau yang menikahi wanita ga perawan, padahal jatuhnya juga itu kan diperkosa ya bukan atas kemauan sendiri. Emang miris banget Mba. Aku bacanya aja sedih banget 😥

      Delete
  6. Hai kak Tika! Terima kasih banyak atas review-nya yaa, membantu aku banget untuk yang mau coba baca hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga sudah mampir! Ayok baca ini bukunya bagus banget!

      Delete
  7. reviewnya menarik mbk. ijin kujadikan referensi reviewku ya. Aku backlink ke blog mbk tika ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi! Terima kasih udah mampir :)
      Silahkan boleh saja 😊

      Delete